Minggu, 16 Juni 2013

REVIEW 5cm



Uhhh.... kangen banget sama ini blog ini... Sorry yaa agak nyuekin kemaren2, habisnya laptop bokap gue rusak. Jadi gue gak bisa nulis apa2 dech... Tapi, sekarang gue udah punya laptop sendiri. Seneng banget, ini postingan pertama pake’ laptop baru...
Ok.. here we go...
Beberapa minggu yang lalu, gue baca novel 5cm. Awalnya agak gak srek gitu, soalnya... apa yaa? Gak tau juga deh kenapa kok gue gak begitu srek. Tapi setelah dapet rekomendasi temen gue (yang punya buku itu) -maklum buku pinjeman-, katanya bagus banget, banyak quote2 yang bikin semangat. Akhirnya gue pun baca, gak nyangka baca buku itu cuma butuh waktu 2 hari aja. Itu juga saking excited-nya sama buku itu, jadi pengen terus baca lembar2 berikutnya. Bahasanya asyik, remaja banget pokoknya (gue banget, muehehe...). Yang di bahas disitu adalah tentang persahabatan 4 orang cowok dan 1 cewek. Mereka sahabatan dari masih sekolah SMA sampai... sampai... sampai punya anak (diceritanya).
sumber google
Jadi ceritanya, waktu malam minggu. Seperti biasanya, kalau Arial, Ian, Genta, Zafran, dan Riani -yang notabene adalah cewek tunggal-. Mereka menjalani rutinitas yang sama tiap malam minggu, melepas segala kepenatan setelah seminggu sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang kuliah gak selesai2, ada yang kuliah sambil magang, ada yang kerja beneran, dan lain sebagainya yang ketika gue bilang akan sangat mengenasan kegiatannya, soalnya cuma gitu2 aja. Mereka pun ternyata juga menyadari kalau mereka udah B-O-S-E-N, bosen karna tiap minggu yang mereka kerjain cuma mondar-mandir ke bioskop dan tiba2 berubah jalur ganti nonton layar tancep. Terus dilanjutkan nongkrong di secreet garden (taman favourite di rumah Arial), mereka pun ngobrol2 yang akhirnya mentok pada bahasan yang sama, perdebatan yang sama yang tiba2 bikin mereka ilfill sendiri, ech.. ilfill bersama maksud gue.
Dan akhirnya mereka memutuskan untuk gak ketemuan selama 3 bulan (itu juga hasil negoisasi, yang aslinya 6 bulan). Mereka gak boleh ketemu, sms-an, telfon, dan kalo’ mereka kerja dalam satu lokasi, harus saling menghindar. Pokoknya selama 3 bulan, miskomunikasi. Dan mereka bakalan ketemu tgl 14 Agustus nanti. Semuanya mengiyakan dengan berat hati, sangat berat bahkan. Besoknya mereka mulai mengerjakan apapun sendiri, semua sibuk dengan kegiatan masing2. Riani yang sibuk magang di kantor, Arial yang sibuk dengan skripsinya yang terbengkalai dituntut dosennya menyelesaikan skripsi itu dalam waktu tidak lebih dari 2 bulan kalo’ dia gak mau nambah semester lagi, alias molor lagi, atau kegiatan Genta yang sibuk dengan EO (baca: Event Organizer) dengan sukses bikin orang selalu puas dengan hasil kerjanya. Yang lain, gue LUPA. Maaf, gue termasuk orang yang sering hafal diluar kepala, saking diluarnya sampek gak masuk di otak. Muehehe....
Cerita lengkapnya mohon baca sendiri para readers yang berbahagia.
Jlepp...!!
Langsung menuju ke tgl 7 Agustus, Genta yang udah ngerencanain sesuatu yang bakalan bikin moment pertama ketemu temen-temennya gak bakalan garing sms satu persatu ke mereka. Isinya gue LUPA (lagi), intinya Genta bilang kalo’ udah kangen banget sama temen-temennya, dan pertemuan pertama mereka nanti lokasinya di stasiun Manggarai. Setiap orang harus bawa jaket tebel, senter, obat-obatan, dan segala tetek bengek lainnya termasuk beberapa tenda. Arial udah nebak kalo’ mereka bakalan ngabisin pertemuan mereka buat naik gunung.
from google
Sampainya di stasiun, mereka saling berpelukan tanpa perduli kanan-kiri. Yang mereka tau, Cuma kangen, kangen, dan kangen, gak ada yang lain. Setelah semua berkumpul ternyata gak disangka2 mereka ketambahan 1 personil. Gak lain dan gak bukan adalah adik kembar Arial, namanya Dinda. Itu adalah cewek yang di taksir sama Zafran, otomatis romantis Zafran gak bakalan bisa ngedip selama perjalanan. Mereka pun memutuskan untuk makan disalah satu warung yang ada di stasiun itu, si Ian yang hobby banget makan Pop Mie, Mie Sedap, Indomie, dan segala hal yang berbau ke-mie2’an dia suka. Ian pun jajan pop mie (ini masih jajan, belon makannya). Yang lain ada yang pesen nasi, ada juga yang cuma pesen es teh. Setelah jamuan makan siang (tapi bayar) dari bu penjaga warung stasiun itu, mereka langsung siap2 masuk kereta api ekonomi yang tiketnya udah dipersiapkan Genta sebelum temen-temennya datang. Mereka duduk berhadap-hadapan, dan Genta yang ternyata naksir sama Riani selalu seneng karna Riani selalu memilih tempat duduk bersebelahan dengan dia. (gue sambil senyum2 sendiri pas nulis bagian ini). 
Kereta api jurusan Malang pun mulai bergerak perlahan, mengikuti jalur rel yang sudah berpuluh-puluh tahun dilewati. Kereta api yang terlihat lebih tua umurnya dari pada para penumpangnya memberikan kesan tersendiri, karna biasanya kalau pun mereka naik kereta, pasti yang express dan bukan kelas ekonomi. Bisa dibilang karna mereka sebenarnya juga bukan kalangan orang bawah, mereka termasuk anak remaja yang hampir memasuki tahap dewasa yang cukup mapan kehidupannya. Tapi mereka bukan anak2 yang sombong sehingga enggan melihat kalangan bawah. Meski mereka kadang ceplas-ceplos kalo’ lagi ngomong, mereka adalah anak baik-baik.
Perjalanan mereka kira-kira ditempuh sehari semalam, mereka berangkat sekitar jam 3 sore dari Jakarta dan akan sampai di Malang sekitar jam 3 sore kalau kereta tidak telat. Kereta api kelas ekonomi bisa sampai tujuan telat karna jalur kereta api akan mendahulukan kereta api express. Mungkin ini sebuah ketidak adilan yang tercermin di Indonesia. Kalau masalah kereta api saja begini, bagaimana dengan yang lain-lainnya? Entahlah... siapa yang harus menjawab pertanyaan ini.
Sebelum berhenti di stasiun Malang, stasiun ini akan singgah sebentar di stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. Dini hari mereka sampai di stasiun tersebut, Riani, Dinda, dan Zafran (kalau tidak salah) turun dari kereta untuk ke toilet, lalu membeli nasi pecel yang dijual oleh nenek2 yang sudah tua. Tak lama kemudian semuanya kembali ke kereta dan duduk ditempat masing2 dan membagikan nasi pecel yang baru saja dibeli.
Perjalanan pun dilanjutkan menuju stasiun Malang, sampai disana perjalanan dilanjutkan dengan menyewa angkot menuju ke tempat berkumpulnya orang2 yang akan mendaki ke gunung Mahameru. Perjalanan berlanjut dengan menggunakan mobil off road yang siap mengangkut para pelancong, di bulan Agustus seperti itu akan banyak orang yang mendaki gunung Mahameru yang merupakan gunung tertinggi yang ada di Jawa untuk mengadakan upacara kemerdekaan lalu mengibarkan Sang Saka Merah Putih di puncak tertinggi itu. Dan ini adalah perjalanan pertama mendaki gunung bagi Zafran, Ian, Dinda,  dan Riani. Karna Arial sudah pernah mendaki puncak gunung bersama Genta, tapi bukan di gunung Mahameru ini, ini juga kali pertama Arial mendaki Mahameru. Dan satu-satunya dari mereka yang sudah pernah kesana adalah Genta, dia bahkan pernah sehari semalam tersesat di hutan sendirian. Makanya waktu mereka ber-6 melewati hutan, Genta sangat cemas. Tapi untunglah mereka semua bisa keluar hutan, dan kemudian harus melewati Kalimati. Suasana mistis sangat terasa sekali, bahkan gue yang hanya baca buku aja berasa merinding sendiri (gimana gak merinding? Gue bacanya jam 11 malem).

Setelah terus berjalan, mereka pun sampai di Arcopoda (tempat pemberhentian/peristirahatan para pendaki), semua para pendaki akan mendirikan tenda mereka disini. Barang2 mereka semua di tinggal disini bila akan meneruskan pendakian sampai ke puncak. Karna medan yang akan di tempuh tidak memungkinkan untuk membawa barang2 yang berat. Mereka pun menginap disana dan meneruskan perjalanan ke puncak besok pagi2. Ketika semua sudah tertidur, kecuali Genta dan Riani. Genta memberanikan diri mengatakan apa yang selama ini dia rasakan kepada Riani, tapi ternyata Riani menyukai Zafran yang notabene tergila-gila dengan kembarannya Arial, si Dinda. Entahlah, urusan cinta mereka punya cara sendiri untuk menikmatinya, rasanya persahabatan pun cukup bagi mereka. Tidak lebih pun tak apa, karna sejatinya rasa suka tidak mesti harus memiliki. Terkadang kita cukup membiarkannya indah begitu saja tanpa kita harus memilikinya.
Besoknya ketika mereka mendaki, ada insiden yang membuat shock ketika membaca ceritanya. Ian dan Dinda terkena batu yang jatuh akibat pijakan dari pendaki lain diatasnya. Mereka hampir mengira kalau Ian mati, karna ia tak bangun2. Untunglah, Ian sadar dan baik2 saja. Bagaimana dengan Dinda? Ia juga baik2 saja, tidak ada yang mati disini. Semuanya berhasil mendaki sampai puncak dan melihat Sang Saka Merah Putih berkibar di puncak tertinggi pulau Jawa itu.
Beberapa tahun kemudian, ketika mereka sudah berkeluarga. Punya anak yang lucu-lucu dan juga bersahabat seperti orang tuanya. Riani telah menemukan cintanya, Zafran. Itu yang gue inget. Yang lainnya, entahlah... gue LUPA (lagi). Hahaha....
Pokoknya cerita ini lebih seru dari apa yang gue critain, karna disini gue gak nulis kata-kata ajaib yang bakalan bikin kalian pas baca jadi dapet energi baru. Disini Cuma alur ceritanya begitu. Lebih panjangnya, yaa lo baca sendiri aja..!! Buku ini masuk dalam daftar buku favourite gue pokoknya.
Cuzzz.. see you bye..bye..!! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar