Senin, 06 Mei 2013

And He's Gone

Buku yang Wajib kamu baca..!!

           Ini adalah salah satu judul BAB 17 sebuah novel karya Putri Annisa yang diberi judul "Pondok Lentera". Novel ini baru aku beli kemarin di sebuah toko sekitar Kampung English, Pare. Dan langsung ku khatamkan tadi pagi tepat sebelum sarapan.
            Disini, Putri Annisa menceritakan kehidupan seorang cewek bernama Puput (dia sendiri) yang mondok di sebuah Ponpes yang berlokasi di Jakarta, namanya Ponpes Asshidqiyyah. Seperti layaknya kehidupan santri pada umumnya, dia pun bahagia dan menikmati kehidupannya disana. Atau memang terkadang menyimpan rasa bosan yang tiba-tiba menguasai hati begitu saja.


            Disini juga diceritakan tentang kebiasaan santri-santri dimanapun yang tak pernah luput, apalagi kalau bukan masalah antrean panjang tiap melakukan apapun. Dan tentunya yang paling menyenangkan adalah arti sebuah kebersamaan. Yaa... ku bilang seperti itu, karna aku pun merasakan hal yang sama dengannya. Mungkin ini juga salah satu alasan mengapa aku memutuskan membeli buku ini. Intinya merasa senasib dan seperjuangan.

            Sama seperti kebanyakan remaja pada umumnya, di pesantren pun tak luput dari yang namanya Asmara. Ya, Puput pun juga merasakan hal yang sama disini. Pada suatu acara rutinan Pondok, saat itu seorang santri putra berasal dari daerah Pekanbaru, Riau yang bernama Muhammad Abi. Tanpa sadar ia telah berhasil meluluhkan hati seorang Puput karna suaranya yang syahdu. Puput tenggelam dalam suasana syahdu dan sampai larut malam pun ia masih bertanya-tanya tentang sosok pemuda itu. Ia tak melihatnya karna memang dalam acara tadi, mereka dipisahkan oleh satir. Setelah selesai acara, malam itu tinggal Puput yang belum terlelap di kamarnya, ia pun menulis sesuatu di bukunya.

Untuk seorang hamba yang Insya Allah sangat dicintai Illahi,
Abi....
Baru kali ini, ku lihat seseorang, dan hatiku berdebar dibuatnya.
Bukan, bukan karena ia rupawan.
Namun kuakui, aku begitu tertawan.
Siapa ia..
Yang membuatku mengerti kata syahdu ketika ku mendengar lantunan ayat sucinya.
Dan yang memembuatku bertanya hingga malam menutup waktu.
Baru kali ini, kulihat seorang hamba yang begitu tenang dengan segala yang ia punya.
Kekurangannya.....
Rasa pasrahnya, juga kecintaannya pada Sang Pencipta.
Tuhan.... aku memang tak mengerti tentang dalamnya ketakwaan.
Tapi aku dapat mengetahuinya, ketika aku melihatnya bercumbu dengan-Mu.
Salahkah aku jika ingin mengenalnya?
Mengikuti jejaknya....
Sehingga aku bisa menjadi hamba sepertinya.
Yang hanya terus mencoba untuk selalu, dan semakin mencintaiMu...
Hanya itu.

Dari seseorang yang memperhatikanmu dari kejauhan.

            Puisi itu Puput kirimkan pada Abi dengan menitipkannya pada teman satu kelas Abi di MAK, namanya Uun yang juga teman dekat Puput. Puput tidak bisa memberikan langsung karna ia ada dikelas kelas IPS. Abi merespon baik puisi itu, dan akhirnya mereka berdua menjadi dekat dan sering tukar pikiran, atau sekedar curhat. Puput dan Abi mengatasnamakan kedekatan mereka berdua dengan satu kata mujarab "SAHABAT" yang pada ujungnya menjadi momok tersendiri pada diri Puput. Merasa bimbang terhadap kedekatannya dengan Abi. Memang sebuah kenyamanan ketika Puput merawa down dan Abi selalu memberi kata-kata motivasi yang mampu menyulap wajah muram Puput secerah matahari lagi.

            Tapi semuanya terhenti begitu saja, ketika Uun tiba-tiba datang ke kelas Puput. Uun menyampaikan pesan dari Abi bahwa persahabatan antara Abi dan Puput dicukupkan sampai saat itu saja. Puput dilarang mengirimkan puisi lagi kepada Abi. Puput yang semula senang akan mendapat pesan dari Abi, tiba-tiba wajahnya sendu dan air matanya jatuh begitu saja. Sedih, kecewa, bingung, semua menjadi satu karna Abi tidak bilang kenapa ia memutuskan tali persahabatan itu. Setelah itu, Abi benar-benar menghilang. Puput pun merasa kehilangan penguat, penyemangat. Semuanya hambar, tidak ada rasanya.
Abi.... He's Gone..!!

            Sampai keinginan terkahir Puput untuk bertemu Abi sebelum pemuda itu pulang ke kampung halamannya pun tak kesampaian. Puput menangis hanya melihat jalanan panjang, dan tak melihat sosok Abi disana. Cukup mendung saja yang tahu bahwa Puput menahan luka yang teramat dalam. Kehilangan seorang sahabat.

            Dan dari cerita itu lah, aku menemukan sebuah titik. Titik persamaan, korelasi antara Puput dan aku. Begitu pun kesinambungan antara Abi dan kamu. Sama.
Tiba-tiba kamu menghilang, dengan mematikan akun kamu yang merupakan satu-satunya alat komunikasiku dengan kamu. Deg, semua terasa terhenti begitu saja. Mungkin terlalu berlebihan, aku rasa aku terlalu bergantung dengan kamu untuk menghadirkan beberapa motivasi hidup untukku, menguatkan aku. Menjadi penyemangatku. Tapi nyatanya, memang kamu memilih pergi. Entah atas dasar apa. Mungkin aku mengganggu hidup kamu yaa..?? #Maaf...

Aku hanya tak pernah ingin kamu pergi, tapi kalau kamu lebih nyaman begini pun. Aku terima, selamat berjihad lagi. menuntaskan hafalanmu..!!
Aku berterima kasih, kamu pernah menjadi motivator terbaikku setahun belakangan ini.
Syukron jaziilan. :)

#kapan pu kamu kembali, aku ingin kamu baca buku "Pondok Lentera"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar