Ini hari apa sih..??
Kamis, Jum'at, emmm... ahh iya, ini hari Sabtu yaa'?
Malming...
Iya, beneran malming?
Ahh.. gak berasa apa-apa...
Hari yang gak jelas, semalem aku begadang sampek jam 3 pagi. Tadi pagi ngejalanin rutinitas gak begitu penting. Yang bermutu cuma 2, nyuci baju sama kursus. Sudah... yang lain kegiatan gak jelas. Hari macam ini sebenernya?
Sore tadi, waktuku habis buat baca novel yang ternyata belom habis-habis juga dibaca 3 hari. Maklum, agak tebel gitu. Ini novelnya Bang Tere Liye yang judulnya Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Dan mulai jam 8 malem tadi aku online muluk. Dan waktu Bapak dateng, tiba-tiba ngomong: "Kamu anterin Ibu ke kondangan di dusun sebelah yaa.. Bapak ada urusan, udah di tunggu orang." Dengan wajah bengong masih melototin layar facebook. Aku diem. Bingung. "Kondangan? Yang bener aja? Beneran suruh nganterin kondangan?". Aduuhh.. meringis.
Masih asyik dengan laptop. Semenit... dua menit.. tiga, sampai lima menit kemudian aku ngelihatin Bapak. "Pak, beneran ini suruh nganterin ke kondangan?," masih ragu. Dengan menggurat wajah kesal, "Ya iya, kapan Bapak ngomong gak beneran?." Aduhh... habis dah aku belom-belom udah menelan pil pahit di malam minggu.
#cemberut ke kamar
Akhirnya aku tetep berangkat nganterin Ibu ke dusun sebelah. Gelap, beberapa lampu jalan cukup memberi penerangan di beberapa sudut jalan. Menyorotiku diatas sepedah motor matic merah bila aku melewati tepat dibawahnya. Dentuman suara sonsystem acara pernikahan itu mulai terdengar, tandanya aku sudah mulai mendekati lokasi. tak begitu ramai sebenarnya, beberapa sepedah motor diparkir depan rumah dengan tidak beraturan sama sekali. Sekenanya saja, aku pun tak melihat tendanya berdiri kokoh dari tempatku memarkir sepedah motor. Ibu dan adikku lantas turun lalu berjalan, aku cukup melihatnya dibawah pohon ceres dekat parit pinggir sawah. SENDIRIAN. Yaa.. aku sendirian. Ahh... #kikuk
Mengusir kepenatan, aku akhirnya cuma ngotak-ngatik HP, ngeliatin inbox. Sambil sms temen-temen yang masih sedia bales sms-ku. Ahh... mungkin termasuk kamu yang baca postingan ini (pasti lagi senyum-senyum). #Muakaciihh :)
Sekitar 5 menit aku cuma sms-an sambil nikmatin lagu koploan dari sonsystem yang lumayan bikin pengang telingaku. Tiba-tiba orang yang jaga sonsystem tadi bilang kalo' saya lagi pacaran. Ahh... "Pak, saya itu lagi nungguin Ibu saya, gak liat saya SENDIRIAN? Gak lihat saya cuma pegang HP sambil duduk di atas motor SENDIRIAN? Emang HP saya cowok? Bapak sejak kapan tau jenis kelamin HP?," bapak-bapak itu pun berlalu sambil meringis begitu saja ninggalin saya. #wueekkk... (gak butuh coment)
Beberapa detik setelah itu, aku melihat sesuatu. Putih, iya...putih-putih. Aku tengok sana-sini gak ada siapa-siapa. gambar itu terlihat di kaca spion yang tinggal bertengger satu aja di sepedah motorku. Ku perhatikan lama, semakin mendekat melihat ke spion. Ahh.. ternyata itu aku sendiri. Hehe...
Menit-menit berikutnya, akhirnya Ibu dan si jagoan kecilku datang. Yuhuuu... akhirnya, pulang juga..!!
Melewati lampu-lampu jalan tadi, melewati sawah dan satu belokan yang berlawanan arah dari aku berangkat tadi. Masih gelap, semakin malam. Sampai melewati pos ronda. Aku melihat 3 orang bapak-bapak sedang asyik main karambol. Di belakang pos itu ada rumah yang biasa di pakai untuk main bilyard sampai tengah malam. Ahh... kebiasaan warga kampung memang. terutama kaum lelaki (tidak termasuk Bapakku).
Tinggal beberapa meter lagi sampai rumah. Melewati beberapa polisi tidur yang berada dekat sekali dengan rumahku. Daaaannn... sampai..!!
Tak ada suasana kehidupan dirumah. Sepi. Sunyi. Dan ini sudah biasa sekali.
Langsung kumasukan sepedah motornya, seperti biasa posisinya dekat dengan sepedah motor dinas Bapak. Tanganku memegang setirnya, dan "Awwwww..!! Aduhh.. sakit.." mengaduh kesakitan, tanganku terkena setir sepedah motor dinas itu, tercepit dengan setir sepedah motorku sendiri. Cenut..cenut..cenut.. dan masih mengaduh-aduh..!! Sialku ku pikir segera lenyap.!! Segera ku basuh air, meski tak sedikit berpengaruh juga. Aku pun nyelonong masuk ke kamar membiarkan sakitku menghilang sendiri. Ganti baju, dan kembali. Kembali kemana? Bukankah aku sudah di rumah? Ya, tentu saja aku sudah di rumah. Aku kembali ke posisiku tadi, di depan segala sesuatu yang ada di internet. Persis sebelum aku keluar di malam minggu yang gak jelas ini.
Aku juga tidak tau malam minggu macam apa ini?
Biarkanlah angin memberikan pengertian, bahwa aku tidak sesial yang ku pikir.
Biarkanlah malam memberi pengertian, bahwa diluar juga nyaman ketimbang menatap layar laptop setiap malam.
Biarkanlah gelap memberikan pengertian, bahwa disetiap sudut selalu ada cahaya.
Biarkanlah bapak-bapak itu berkumpul di pos ronda, memberikan pengertian tentang cara menghabiskan malam bersama-sama melupakan beban sepanjang hari yang penat.
Biarkanlah polisi tidur juga turut memberikan pengertian, bahwa hidup tak pernah memberi kemudahan begitu saja sebelum sampai tujuan. Sekalipun sudah dekat, selalu ada ujian untuk memberikan pengertian tentang kedewasaan. Menekan ego yang kadang seenaknya menguasai diri.
Biarkanlah begitu...
Biarkanlah..!!
Oke, for this day..!! cukup..!!
Dagghhh..!!
Thank's for reading....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar