Uhhh....
kangen banget sama ini blog ini... Sorry yaa agak nyuekin kemaren2, habisnya
laptop bokap gue rusak. Jadi gue gak bisa nulis apa2 dech... Tapi, sekarang gue
udah punya laptop sendiri. Seneng banget, ini postingan pertama pake’ laptop
baru...
Ok.. here we go...
Beberapa
minggu yang lalu, gue baca novel 5cm. Awalnya agak gak srek gitu, soalnya...
apa yaa? Gak tau juga deh kenapa kok gue gak begitu srek. Tapi setelah dapet
rekomendasi temen gue (yang punya buku itu) -maklum buku pinjeman-, katanya
bagus banget, banyak quote2 yang bikin semangat. Akhirnya gue pun baca, gak
nyangka baca buku itu cuma butuh waktu 2 hari aja. Itu juga saking excited-nya
sama buku itu, jadi pengen terus baca lembar2 berikutnya. Bahasanya asyik,
remaja banget pokoknya (gue banget, muehehe...). Yang di bahas disitu adalah
tentang persahabatan 4 orang cowok dan 1 cewek. Mereka sahabatan dari masih
sekolah SMA sampai... sampai... sampai punya anak (diceritanya).
sumber google |
Jadi
ceritanya, waktu malam minggu. Seperti biasanya, kalau Arial, Ian, Genta,
Zafran, dan Riani -yang notabene adalah cewek tunggal-. Mereka menjalani
rutinitas yang sama tiap malam minggu, melepas segala kepenatan setelah seminggu
sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang kuliah gak selesai2, ada yang
kuliah sambil magang, ada yang kerja beneran, dan lain sebagainya yang ketika
gue bilang akan sangat mengenasan kegiatannya, soalnya cuma gitu2 aja. Mereka
pun ternyata juga menyadari kalau mereka udah B-O-S-E-N, bosen karna tiap
minggu yang mereka kerjain cuma mondar-mandir ke bioskop dan tiba2 berubah
jalur ganti nonton layar tancep. Terus dilanjutkan nongkrong di secreet garden
(taman favourite di rumah Arial), mereka pun ngobrol2 yang akhirnya mentok pada
bahasan yang sama, perdebatan yang sama yang tiba2 bikin mereka ilfill sendiri,
ech.. ilfill bersama maksud gue.
Dan
akhirnya mereka memutuskan untuk gak ketemuan selama 3 bulan (itu juga hasil
negoisasi, yang aslinya 6 bulan). Mereka gak boleh ketemu, sms-an, telfon, dan
kalo’ mereka kerja dalam satu lokasi, harus saling menghindar. Pokoknya selama
3 bulan, miskomunikasi. Dan mereka bakalan ketemu tgl 14 Agustus nanti.
Semuanya mengiyakan dengan berat hati, sangat berat bahkan. Besoknya mereka
mulai mengerjakan apapun sendiri, semua sibuk dengan kegiatan masing2. Riani
yang sibuk magang di kantor, Arial yang sibuk dengan skripsinya yang terbengkalai
dituntut dosennya menyelesaikan skripsi itu dalam waktu tidak lebih dari 2
bulan kalo’ dia gak mau nambah semester lagi, alias molor lagi, atau kegiatan
Genta yang sibuk dengan EO (baca: Event Organizer) dengan sukses bikin orang
selalu puas dengan hasil kerjanya. Yang lain, gue LUPA. Maaf, gue termasuk
orang yang sering hafal diluar kepala, saking diluarnya sampek gak masuk di
otak. Muehehe....
Cerita lengkapnya
mohon baca sendiri para readers yang berbahagia.
Jlepp...!!
Langsung
menuju ke tgl 7 Agustus, Genta yang udah ngerencanain sesuatu yang bakalan
bikin moment pertama ketemu temen-temennya gak bakalan garing sms satu persatu
ke mereka. Isinya gue LUPA (lagi), intinya Genta bilang kalo’ udah kangen
banget sama temen-temennya, dan pertemuan pertama mereka nanti lokasinya di
stasiun Manggarai. Setiap orang harus bawa jaket tebel, senter, obat-obatan,
dan segala tetek bengek lainnya termasuk beberapa tenda. Arial udah nebak kalo’
mereka bakalan ngabisin pertemuan mereka buat naik gunung.
from google |
Sampainya
di stasiun, mereka saling berpelukan tanpa perduli kanan-kiri. Yang mereka tau,
Cuma kangen, kangen, dan kangen, gak ada yang lain. Setelah semua berkumpul
ternyata gak disangka2 mereka ketambahan 1 personil. Gak lain dan gak bukan
adalah adik kembar Arial, namanya Dinda. Itu adalah cewek yang di taksir sama
Zafran, otomatis romantis Zafran gak bakalan bisa ngedip selama perjalanan.
Mereka pun memutuskan untuk makan disalah satu warung yang ada di stasiun itu,
si Ian yang hobby banget makan Pop Mie, Mie Sedap, Indomie, dan segala hal yang
berbau ke-mie2’an dia suka. Ian pun jajan pop mie (ini masih jajan, belon
makannya). Yang lain ada yang pesen nasi, ada juga yang cuma pesen es teh.
Setelah jamuan makan siang (tapi bayar) dari bu penjaga warung stasiun itu,
mereka langsung siap2 masuk kereta api ekonomi yang tiketnya udah dipersiapkan
Genta sebelum temen-temennya datang. Mereka duduk berhadap-hadapan, dan Genta
yang ternyata naksir sama Riani selalu seneng karna Riani selalu memilih tempat
duduk bersebelahan dengan dia. (gue sambil senyum2 sendiri pas nulis bagian
ini).
Kereta
api jurusan Malang pun mulai bergerak perlahan, mengikuti jalur rel yang sudah
berpuluh-puluh tahun dilewati. Kereta api yang terlihat lebih tua umurnya dari
pada para penumpangnya memberikan kesan tersendiri, karna biasanya kalau pun
mereka naik kereta, pasti yang express dan bukan kelas ekonomi. Bisa dibilang
karna mereka sebenarnya juga bukan kalangan orang bawah, mereka termasuk anak
remaja yang hampir memasuki tahap dewasa yang cukup mapan kehidupannya. Tapi
mereka bukan anak2 yang sombong sehingga enggan melihat kalangan bawah. Meski
mereka kadang ceplas-ceplos kalo’ lagi ngomong, mereka adalah anak baik-baik.
Perjalanan
mereka kira-kira ditempuh sehari semalam, mereka berangkat sekitar jam 3 sore
dari Jakarta dan akan sampai di Malang sekitar jam 3 sore kalau kereta tidak
telat. Kereta api kelas ekonomi bisa sampai tujuan telat karna jalur kereta api
akan mendahulukan kereta api express. Mungkin ini sebuah ketidak adilan yang
tercermin di Indonesia. Kalau masalah kereta api saja begini, bagaimana dengan
yang lain-lainnya? Entahlah... siapa yang harus menjawab pertanyaan ini.
Sebelum berhenti di
stasiun Malang, stasiun ini akan singgah sebentar di stasiun Lempuyangan,
Yogyakarta. Dini hari mereka sampai di stasiun tersebut, Riani, Dinda, dan
Zafran (kalau tidak salah) turun dari kereta untuk ke toilet, lalu membeli nasi
pecel yang dijual oleh nenek2 yang sudah tua. Tak lama kemudian semuanya
kembali ke kereta dan duduk ditempat masing2 dan membagikan nasi pecel yang
baru saja dibeli.
Perjalanan
pun dilanjutkan menuju stasiun Malang, sampai disana perjalanan dilanjutkan
dengan menyewa angkot menuju ke tempat berkumpulnya orang2 yang akan mendaki ke
gunung Mahameru. Perjalanan berlanjut dengan menggunakan mobil off road yang
siap mengangkut para pelancong, di bulan Agustus seperti itu akan banyak orang
yang mendaki gunung Mahameru yang merupakan gunung tertinggi yang ada di Jawa
untuk mengadakan upacara kemerdekaan lalu mengibarkan Sang Saka Merah Putih di
puncak tertinggi itu. Dan ini adalah perjalanan pertama mendaki gunung bagi
Zafran, Ian, Dinda, dan Riani. Karna
Arial sudah pernah mendaki puncak gunung bersama Genta, tapi bukan di gunung
Mahameru ini, ini juga kali pertama Arial mendaki Mahameru. Dan satu-satunya
dari mereka yang sudah pernah kesana adalah Genta, dia bahkan pernah sehari
semalam tersesat di hutan sendirian. Makanya waktu mereka ber-6 melewati hutan,
Genta sangat cemas. Tapi untunglah mereka semua bisa keluar hutan, dan kemudian
harus melewati Kalimati. Suasana mistis sangat terasa sekali, bahkan gue yang
hanya baca buku aja berasa merinding sendiri (gimana gak merinding? Gue bacanya
jam 11 malem).
Setelah
terus berjalan, mereka pun sampai di Arcopoda (tempat
pemberhentian/peristirahatan para pendaki), semua para pendaki akan mendirikan
tenda mereka disini. Barang2 mereka semua di tinggal disini bila akan
meneruskan pendakian sampai ke puncak. Karna medan yang akan di tempuh tidak
memungkinkan untuk membawa barang2 yang berat. Mereka pun menginap disana dan
meneruskan perjalanan ke puncak besok pagi2. Ketika semua sudah tertidur,
kecuali Genta dan Riani. Genta memberanikan diri mengatakan apa yang selama ini
dia rasakan kepada Riani, tapi ternyata Riani menyukai Zafran yang notabene
tergila-gila dengan kembarannya Arial, si Dinda. Entahlah, urusan cinta mereka
punya cara sendiri untuk menikmatinya, rasanya persahabatan pun cukup bagi
mereka. Tidak lebih pun tak apa, karna sejatinya rasa suka tidak mesti harus
memiliki. Terkadang kita cukup membiarkannya indah begitu saja tanpa kita harus
memilikinya.
Besoknya
ketika mereka mendaki, ada insiden yang membuat shock ketika membaca ceritanya.
Ian dan Dinda terkena batu yang jatuh akibat pijakan dari pendaki lain
diatasnya. Mereka hampir mengira kalau Ian mati, karna ia tak bangun2.
Untunglah, Ian sadar dan baik2 saja. Bagaimana dengan Dinda? Ia juga baik2
saja, tidak ada yang mati disini. Semuanya berhasil mendaki sampai puncak dan
melihat Sang Saka Merah Putih berkibar di puncak tertinggi pulau Jawa itu.
Beberapa
tahun kemudian, ketika mereka sudah berkeluarga. Punya anak yang lucu-lucu dan
juga bersahabat seperti orang tuanya. Riani telah menemukan cintanya, Zafran. Itu
yang gue inget. Yang lainnya, entahlah... gue LUPA (lagi). Hahaha....
Pokoknya cerita ini
lebih seru dari apa yang gue critain, karna disini gue gak nulis kata-kata
ajaib yang bakalan bikin kalian pas baca jadi dapet energi baru. Disini Cuma
alur ceritanya begitu. Lebih panjangnya, yaa lo baca sendiri aja..!! Buku ini
masuk dalam daftar buku favourite gue pokoknya.
Cuzzz.. see you
bye..bye..!! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar