Rabu, 24 April 2013

Reflexi


Ku pikir, ahh... tidak.
Kurasa.... Aku lah daun itu. Benar-benar terasa seperti itu. Jatuh, karna kamu yang menjadi angin lalu membawaku jatuh. Rasanya harus mengikhlaskan apa yang kau perbuat kepadaku. Bohong? Apa begitu tepatnya? Atau lebih tepat seperti menutupi semuanya?


Tidak, aku bukan orang yang kamu pikir akan meninggalkanmu begitu saja. Bukan, sudah ku tegaskan. Bukan. Bahkan sekalipun itu terasa sakit, kecewa. Aku menerima itu. Persis seperti daun yang jatuh tak pernah membenci angin…dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.

Yang ku pikir, bagaimana seandainya kejadian ini menimpamu? Iya, bukan aku.  Kamu yang ku beri kabar paling buruk yang belum pernah kamu dengar sebelumnya. Aku yakin kamu justru pergi begitu saja. Lalu, tetap aku yang menjadi daun. Terhempas.. atau mengering ditengah jalan, dan mungkin jatuh ditempat yang tak seharusnya.

Baiklah, bila aku tak bisa kembali kepadamu. Aku pun akan tetap disini menjadi sahabatmu, aku tidak akan mengintimidasimu untuk merubah semuanya. Menutupi lukaku, tidak akan bisa. Kamu pun harus bisa menerima, bahwa kamu tidak bisa memaksa apapun padaku.

Begini pun sudah jauh lebih baik.....
Bahwa hidup harus menerima..penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus memahami...pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan meyakitkan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar