Gue sempet kemakan omongan seseorang, bahwa "seorang cewek dan cowok itu ga' akan pernah bisa sekedar sahabatan."
Gue pun mikir-mikir tentang hal itu, tentang kebenarannya. Dan, kebanyakan ditemukan demikian. Ketika seorang cewek dan cowok sahabatan, salah satunya ternyata ga' disangka-sangka menaruh hati. Atau malah dengan alasan persahabatan mereka mengorbankan perasaan mereka asal tetep bisa dekat satu sama lain. Atau ketika mereka udah tau bahwa mereka sama-sama suka, salah satu sahabat mereka yang lain juga menaruh hati. Entah karna keterpaksaan atau kesolidaritasan, mereka pun memutuskan untuk tetep temenan, enggak lebih.
Hal-hal kaya' gini menurut gue yang paling sering terjadi, dari pojokan Amerika sampek pojokan Indonesia mungkin masalah cinta tetep itu-itu aja. Masalah orang yang suka nyimpen cinta diam-diam, masalah selingkuh sama temen sendiri yang akhirnya mutusin persahabatan, masalah cinta segitiga, cinta persegi, sampek cinta jajar genjang (saking banyaknya yang suka). Yaa... tetep begitu-begitu aja, tapi orang kalo' galau udah setengah abad sendiri gara-gara ga' pernah nemuin solusi.
Hey, emang ngefeknya seberapa besar buat hidup loe.??
Enaknya dimananya?
Masalah loe ga' punya temen buat sms-an? atau masalah ga' ada yang ngapel tiap malmingan? atau ga' ada yang ngajak tahun baruan? Emm... atau mungkin gini, pas ultah ga' ada yang ngasih kado special?
Hey, loe masih punya temen kan? apa ga' cukup kehadiran mereka bikin hidup loe seneng? atau loe punya kan aktivitas yang ngalihin pandangan loe buat terus-terusan ngomongin cinta.
Gini lho, ketika loe suka sama seseorang.... Seharusnya loe nyimpen perasaan itu dulu. Loe lihat dia bakalan berkembang atau malah hilang dengan sendirinya. Atau loe takut keburu disamber orang? Masih yakin kan, kalo' jodoh itu Tuhan yang ngatur? Yang loe takutin dimananya?
"Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya menerima. Orang yang
jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa
yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak
kita sesungguhnya butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah
merelakan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar