Jumat, 21 Juni 2013

Yang semalam itu...

           Sejak semalam, rasa itu tiba-tiba menyeruak seperti riak-riak air sungai yang menghantam batu lalu terpias keudara. Rasaku memuncak, seperti perasaan bersalah yang berjatuhan bagai rintik-rintik hujan semalam membasahi kita. Senyuman yang sama sejak sebelum aku bersikap acuh padamu, aku menyesal. Menyesal sekali, maafkan aku.

           Kalau saja hujan tak memaksaku pergi semalam, aku masih ingin disana. Yaa entahlah untuk apa juga berlama-lama, aku tak tau. Tapi,aku tetap melaju mengegas sepedah motorku menerjang kumpulan hujan yang semakin rapat. Meninggalkanmu di parkiran tempatku meminta bantuan (untuk kesekian kalinya mungkin). Maaf merepotkanmu lagi.


           Semakin jauh aku meninggalkanmu, meninggalkan keramaian disana. Mencari-cari tempat berteduh tapi sayang tak ku temukan. Aku tetap melaju semakin kencang, meninggalkan keganjilan meski aku sudah tak berada dibawah guyuruan hujan.


           Ku lepaskan kerudung biru yang ku kenakan karna basah kuyup, warnanya lebih mirip seperti warna telur asin. Aku pun duduk sambil mengelap baju yang sama basahnya seperti kerudungku, lalu entah untuk apa. mencari-cari nomermu, mungkin saja masih tersimpan di hp-ku. Aku tetap tak mengerti atas dasar apa semalam itu jadi begitu. Tapi, aku pastikan, aku senang bertemu denganmu kawan. Dengan segala memorabilia yang tak pernah enyah dari ingatan. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar